Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Mengintip Pesona Gunung Merbabu, Primadona dari Jawa tengah yang wajib kau ketahuia

 Mengintip Pesona Gunung Merbabu, Primadona dari Jawa tengah yang wajib kau ketahui Berdiri kokoh dengan ketinggian 3.145 meter diatas permukaan laut (mdpl), gunung ini menawarkan keindahan yang sulit untuk dilupakan. Sensasi pendakian yang menantang dengan pemandangan yang mengagumkan menjadi oase tersendiri bagi para pendaki, penikmat ketinggian yang akrab dengan udara dingin khas pegunungan. Bertetangga dengan Merapi, gunung ini tidak kalah dalam menawarkan keindahannya yang tiada tara. Tak heran, oleh sebagian pendaki ia dijuluki “Little Rinjani.” Gunung Merbabu, namanya. Terletak di antara tiga kabupaten, yaitu Semarang, Boyolali dan Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe strato, yaitu tersusun dari batu – batuan hasil letusan yang terjadi berulang – ulang kali. Secara etimologi, Merbabu berasal dari dua suku kata, meru (gunung) dan abu (abu). Nama ini pertama kali dimunculkan pada naskah – naskah Belanda. Sebagai gunung berapi

Sisi Lain dari Keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang wajib kamu ketahui

Sisi Lain dari Keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang wajib kamu ketahui         Tak perlu diragukan lagi jika Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan lokasi kesukaan para pendaki. Namun, sekali-sekali perlu juga untuk diketahui tentang hal-hal lain selain “nanjak” ke atas Gunung Bromo atau Semeru. Saya akan membahas tentang sisi lain dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) di Provinsi Jawa Timur. Kawasan seluas lebih dari 50.000 hektare ini menjadi tempat "berkumpulnya" belasan buah gunung. Satu di antaranya adalah Gunung Semeru dengan puncak Mahameru setinggi 3.676 mdpl. Dengan ketinggian tersebut, puncak Mahameru merupakan tanah tertinngi yang ada di Pulau Jawa. Menurut legenda, Gunung Semeru merupakan pasak agar Pulau Jawa tidak “bergoyang”. Dengan segala keindahan dan legenda yang tersebar, jutaan pendaki gunung dari segala kalangan berduyun-duyun ingin berdiri diatas tonggak Pulau Jawa, menjadikan Gunung Semeru menjadi yang paling

Sejuta Pesona Keindahan Gunung Lawu Yang harus kamu ketahui

Sejuta Pesona Keindahan Gunung Lawu Yang harus kamu ketahui   RADARDAKWAH Travel Keindahan telaga sarangan. Foto: Pesona Indonesia Menjulang ke langit dengan tinggi 3265 meter di atas permukaan laut (dpl), Lawu menduduki 3 kawasan kabupaten, dua di Jawa Timur (Ngawi dan Magetan) dan satu lagi di Jawa Tengah (Karanganyar). Status gunung saat ini pasif tidak ada aktivitas vulkanik mencolok sehingga kawasan di sekitar gunung ini sangat nyaman sebagai tujuan wisata maupun petualangan alam. Diperkirakan terakhir Lawu meletus di akhir abad 18 sekitar tahun 1835, meski demikian di puncak Lawu masih terlihat aktivitas vulkanik terlihat dari munculnya uap air dan belerang. Gunung Lawu sangat mudah diakses baik dari Jawa Timur lewat Kabupaten Ngawi dan Magetan atau lewat Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Di lereng bagian timur, obyek wisata popularnya adalah “Telaga Sarangan” yang terletak 1200 meter dpl. Jarak tempuh dari kota Kabupaten Magetan

Taliban dan AS Tandatangani Perjanjian Damai Afghanistan

Sabtu, 6 Rajab 1441 H / 29 Februari 2020 22:00 wib 674 views DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Amerika Serikat dan Taliban telah menandatangani perjanjian untuk penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan selama upacara bersejarah di ibukota Qatar, Doha. Salah satu pendiri dan komandan militer Taliban yang yang menjadi pimpinan delegasi kelompok tersebut, Mullah Baradar menandatangani perjanjian itu bersama kepala perunding Washington Zalmay Khalilzad, di sebuah meja bersepuh emas di ruang konferensi di sebuah hotel mewah di Doha. Pasangan itu kemudian berjabat tangan, ketika orang-orang di ruangan itu meneriakkan "Allahu Akbar". Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memandang saat keduanya menandatangani kesepakatan, setelah mendesak para pejuang Taliban untuk "menepati janji Anda untuk memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah". Menyikapi peristiwa bersejarah itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Washington akan mengamati dengan seksama kepatuhan Tali

Tiada Maaf, Bagi Pelaku Istihza’ Terhadap Islam

Tiada Maaf, Bagi Pelaku Istihza’ Terhadap Islam Stop Istihza’ Terhadap Islam  –  “Hukuman bagi penghina Allah Ta’ala jika ia muslim maka wajib dibunuh menurut ijma’ karena perbuatannya menjadikannya kafir murtad dan kedudukannya lebih buruk dari orang kafir asli” (Syekh Islam Ibnu Taimiyyah) Menghina adalah perbuatan tercela apapun macam dan bentuknya, kepada siapapun di tujukan, minimal itu adalah sebuah kedzoliman kepada sesama hamba apalagi kepada sang Rabb. Dan klimaksnya adalah kekufuran bahkan hukumannya adalah dibunuh tanpa harus diminta untuk bertaubat dan meminta maaf. Para ulama’ memasukkan istihza’ kepada Allah dan Rasul-Nya dalam perkara-perkara yang dapat membatalkan keimanan dan keislaman seseorang, karena mengingat begitu beratnya pelanggaran istihza’ ini dalam pandangan syar’i maupun dalam pandangan manusia. Dalam pandangan manusia saja dan kasus yang telah terjadi, menghina bisa menimbulkan pertumpahan darah apalagi dalam pandangan syar’i . Dari segi bahas

Balasan Setiap Kejahatan Yang kita lakukan

Balasan Setiap Kejahatan Yang kita lakukan         kita mengetahui bahwasanya setiap manusia memiliki salah dan lupa. terkadang taat dan terkadang berdosa . terkadang kita memiliki level taqwa yang tinggi dan melejit tapi terkadang pula kita juga khilaf dan melupan allah yang selalu mengawasi kita hinnga akhirnya taqwa kia hilang dan kita langgar semua aturan-aturan Allah swt. Telah diriwayatkan bahwa ketika ayat ini diturunkan, hal ini terasa berat dirasakan kalangan banyak sahabat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Abu Bakar pernah bertanya terkait ayat ini, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada keberuntungan sesudah ayat ini. Sedangkan semua perbuatan buruk yang pernah kami lakukan, kami mendapat balasannya?” Maka Rasulullah bersabda, “Wahai Abu Bakar, Allah memberikan ampunan kepadamu, bukankah kamu pernah sakit, bukankah kamu pernah mengalami kepayahan, bukankah kamu pernah mengalami kesedihan, bukankah kamu pernah tertimpa musibah?” Abu Bakar menja