Tadabbur Al-Qur'an, Mukjizat yang terdapat di Ayat Kursi yang patut kita ketahui
Allah Ta'ala berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (255(
_“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”_ (Al-Baqarah: 255).
Mari kita renungi sejenak ayat kursi di atas.
Sebenarnya ada sembilan kalimat yang tertulis di dalam ayat kursi, yaitu:
1. اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
2. لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
3. لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
4. مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
5. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
6. وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ
7. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
8. وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا
9. وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Pernahkah kita mengamati rangkaian kalimat-kalimat di atas? Ternyata kalimat-kalimat tersebut memiliki keterkaitan yang luar biasa. Mari kita simak berikut ini:
Bagian pertama dan kesembilan dari ayat kursi memiliki hubungan yang indah; karena pada bagian pertama disebutkan dua nama Allah, _Al-Hayyu_ dan _Al-Qayyum; dan pada bagian kesembilan juga disebutkan dua nama Allah, yaitu _Al-Aliyyu_ dan _Al-Azhim_. Jadi, pada bagian awal dan akhir dari ayat kursi ini sama-sama disebutkan dua nama Allah.
Bagian kedua dan kedelapan juga memiliki keterkaitan yang menarik. Pada bagian kedua Allah menegaskan bahwa Dia tidak mengantuk dan tidur, yang biasanya mengantuk dan tidur ini disebabkan oleh kecapekan dan kelelahan. Maka, pada bagian kedelapan, Allah menegaskan bahwa Dia tidak merasa berat memelihara keduanya (langit dan bumi). Maknanya, Allah tidak merasa berat memelihara langit dan bumi sehingga Dia tidak mengantuk dan tidak tidur, sekalipun _"Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan.”_ (Ar-Rahman: 29).
Bagian ketiga dan ketujuh juga memiliki korelasi yang menakjubkan. Pada bagian ketiga Allah mengumumkan bahwa Dia-lah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi, di mana ini menegaskan status kepemilikan. Sedangkan pada bagian ketujuh Allah menegaskan bahwa Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, yang ini menegaskan bahwa Dia adalah Raja. Jadi, di dalam dua bagian ini Allah tidak hanya berstatus sebagai pemilik langit dan bumi (serta apa yang ada di antara keduanya) tetapi juga Raja yang menguasai seluruhnya. Karena seorang pemilik belum tentu menjadi raja, dan seorang raja belum tentu memiliki seluruhnya. Maka, di sini ditegaskan bahwa Allah menjadi pemilik apa yang ada di langit dan di bumi sekaligus Rajanya; bahkan Dia-lah Raja di dunia dan juga di akhirat.
Bagian keempat dan keenam dari ayat kursi juga mengandung hubungan yang sangat hebat; yaitu menegaskan tentang kekuasaan Allah yang mutlak. Bagian keempat menjelaskan bahwa pada hari kiamat kelak TIDAK ada yang bisa memberikan syafaat kecuali dengan IZIN-Nya, sedang pada bagian keenam menuturkan bahwa mereka (manusia) tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah MELAINKAN apa yang dikehendaki-Nya. Artinya, tanpa izin-Nya, tiada yang bisa memberi syafa’at, dan tanpa kehendak-Nya, manusia tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah Ta’ala.
Sehingga tersisalah bagian kelima. Bagian kelima ini menetapkan bahwa, “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka”; yang ini juga bisa berarti Al
Tadabbur Al-Qur'an, [14.11.19 00:34]
lah pun tahu apa yang ada di awal dan di akhir ayat ini. Wallahu a’lam bish shawab.
Tulisan ini diambil dari kajian ustadz Nouman Ali Khan.
Saya sangat merekomendasikan bagi siapapun yang ingin menikmati sajian-sajian Al-Qur’an dengan mendengarkan kajian-kajian ustadz Nouman. Alhamdulillah, sebagian kajiannya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Untuk mendapatkan tulisan kami secara lengkap, silahkan join channel telegram kami di: https://t.me/liyaddabbaru
Akhukum fillah,
Ibnu Abdil Bari عفا الله عنه
_Penikmat Kisah Qur’ani_
upload by : hafidz.bey
Allah Ta'ala berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (255(
_“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”_ (Al-Baqarah: 255).
Mari kita renungi sejenak ayat kursi di atas.
Sebenarnya ada sembilan kalimat yang tertulis di dalam ayat kursi, yaitu:
1. اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
2. لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
3. لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
4. مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
5. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
6. وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ
7. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
8. وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا
9. وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Pernahkah kita mengamati rangkaian kalimat-kalimat di atas? Ternyata kalimat-kalimat tersebut memiliki keterkaitan yang luar biasa. Mari kita simak berikut ini:
Bagian pertama dan kesembilan dari ayat kursi memiliki hubungan yang indah; karena pada bagian pertama disebutkan dua nama Allah, _Al-Hayyu_ dan _Al-Qayyum; dan pada bagian kesembilan juga disebutkan dua nama Allah, yaitu _Al-Aliyyu_ dan _Al-Azhim_. Jadi, pada bagian awal dan akhir dari ayat kursi ini sama-sama disebutkan dua nama Allah.
Bagian kedua dan kedelapan juga memiliki keterkaitan yang menarik. Pada bagian kedua Allah menegaskan bahwa Dia tidak mengantuk dan tidur, yang biasanya mengantuk dan tidur ini disebabkan oleh kecapekan dan kelelahan. Maka, pada bagian kedelapan, Allah menegaskan bahwa Dia tidak merasa berat memelihara keduanya (langit dan bumi). Maknanya, Allah tidak merasa berat memelihara langit dan bumi sehingga Dia tidak mengantuk dan tidak tidur, sekalipun _"Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan.”_ (Ar-Rahman: 29).
Bagian ketiga dan ketujuh juga memiliki korelasi yang menakjubkan. Pada bagian ketiga Allah mengumumkan bahwa Dia-lah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi, di mana ini menegaskan status kepemilikan. Sedangkan pada bagian ketujuh Allah menegaskan bahwa Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, yang ini menegaskan bahwa Dia adalah Raja. Jadi, di dalam dua bagian ini Allah tidak hanya berstatus sebagai pemilik langit dan bumi (serta apa yang ada di antara keduanya) tetapi juga Raja yang menguasai seluruhnya. Karena seorang pemilik belum tentu menjadi raja, dan seorang raja belum tentu memiliki seluruhnya. Maka, di sini ditegaskan bahwa Allah menjadi pemilik apa yang ada di langit dan di bumi sekaligus Rajanya; bahkan Dia-lah Raja di dunia dan juga di akhirat.
Bagian keempat dan keenam dari ayat kursi juga mengandung hubungan yang sangat hebat; yaitu menegaskan tentang kekuasaan Allah yang mutlak. Bagian keempat menjelaskan bahwa pada hari kiamat kelak TIDAK ada yang bisa memberikan syafaat kecuali dengan IZIN-Nya, sedang pada bagian keenam menuturkan bahwa mereka (manusia) tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah MELAINKAN apa yang dikehendaki-Nya. Artinya, tanpa izin-Nya, tiada yang bisa memberi syafa’at, dan tanpa kehendak-Nya, manusia tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah Ta’ala.
Sehingga tersisalah bagian kelima. Bagian kelima ini menetapkan bahwa, “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka”; yang ini juga bisa berarti Al
Tadabbur Al-Qur'an, [14.11.19 00:34]
lah pun tahu apa yang ada di awal dan di akhir ayat ini. Wallahu a’lam bish shawab.
Tulisan ini diambil dari kajian ustadz Nouman Ali Khan.
Saya sangat merekomendasikan bagi siapapun yang ingin menikmati sajian-sajian Al-Qur’an dengan mendengarkan kajian-kajian ustadz Nouman. Alhamdulillah, sebagian kajiannya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Untuk mendapatkan tulisan kami secara lengkap, silahkan join channel telegram kami di: https://t.me/liyaddabbaru
Akhukum fillah,
Ibnu Abdil Bari عفا الله عنه
_Penikmat Kisah Qur’ani_
upload by : hafidz.bey
Komentar
Posting Komentar